Profile : Erwin Selian

Rabu, 18 September 2013

Fenomena Berkaitan Dengan Tubuh Astral

Tubuh astral dapat mempertunjukkan diri kepada orang lain terpisah dari tubuh fisik, baik dalam maupun sesudah hidup di dunia. Seseorang yang telah menguasai tubuh astral, tentu dapat meninggalkan tubuh fisik kapan saja, untuk mengunjungi seorang teman di tempat yang jauh. Jika orang yang dikunjungi itu seorang clairvoyant, yaitu telah mengembangkan pandangan astral, ia akan melihat tubuh astral temannya yang datang berkunjung. Jika tidak, pengunjung itu dapat sedikit memadatkan kendaraannya dengan cara menarik partikel benda fisik dari udara sekelilingnya ke dalam tubuh astralnya, dan dengan demikian membuat dirinya cukup terlihat dengan pandangan fisik.

Demikianlah penjelasan dari penampakan orang-orang dari jauh, suatu fenomena yang sering terjadi, bukan khayalan, untuk mengikis kebisuan orang penakut yang khawatir ditertawakan karena percaya kepada takhayul. Untunglah, kekhawatiran kini berkurang, Sekiranya orang punya keberanian untuk berkata bahwa ia mengatakan sesuatu yang benar, kita akan mempunyai banyak sekali bukti tentang penampakan orang yang tubuh fisiknya jauh dari tempat tubuh astral itu menampakkan diri. 

Dalam kasus tertentu, tubuh itu dapat dilihat oleh mereka yang tak terlatih menggunakan pandangan astral, tanpa materialisasi. Jika sistem syaraf seseorang ditekan secara berlebih dan tubuh fisik dalam keadaan sakit sehingga pulsa kehidupan tidak berdenyut sekuat biasanya, kegiatan syaraf yang banyak bergantung kepada kembaran ether mungkin tidak dirangsang dengan semestinya. Dalam kondisi demikian, orang dapat menjadi clairvoyant untuk sementara waktu. Misalnya, seorang ibu yang tahu anaknya sakit keras di negeri asing dan sangat ingin tahu mengenai anaknya itu, dapat menjadi peka terhadap getaran astral, terutama pada malam hari ketika denyut kehidupan mengalami titik-titik terlemah. Dalam keadaan itu, jika si anak memikirkan ibunya dan 

tubuh fisiknya tak sadar hingga membiarkan ia mengunjungi ibunya secara astral, ibu itu sangat mungkin melihatnya. Seringnya, kunjungan semacam itu dilakukan ketika tubuh fisik menghadapi saat kematian. Penampakan-penampakan semacam ini bukan tidak umum, terutama jika orang yang menjelang ajal berkeinginan kuat untuk mencapai orang yang dekat di hati, atau jika ia ingin menyampaikan sesuatu pesan tetapi ia meninggal tanpa memenuhi keinginannya itu.

Ketika kembaran ether dan tubuh kasar diguncang kematian, kita akan melihat perubahan penampakan tubuh astral. Selama berhubungan dengan tubuh fisik, tingkatan-tingkatan benda astral bercampur satu sama lain, yang lebih kasar dan yang lebih halus saling mengisi dan saling bercampur. Tetapi setelah kematian terjadi penataan ulang. Partikel dari berbagai tingkatan memisahkan diri, membentuk urutan menurut kepadatannya. Tubuh astral membentuk stratifikasi, atau menjadi rangkaian cangkang [lingkaran] konsentrik dengan tingkat yang paling kasar berada paling luar. 

Di sini kita melihat perlunya pemurnian tubuh astral selama hidup kita di dunia, karena kita melihat bahwa setelah mati ia tak dapat menata dunia astral menurut kehendak. Dunia mempunyai 7 dataran, dan manusia dibatasi pada dataranyang sama dengan lingkaran luarnya. Penutup terluar terurai ketika ia meningkat ke dataran berikutnya, demikian seterusnya.

Seseorang yang mempunyai tabiat hewan dan rendah akan memiliki tubuh astral yang paling kasar dari benda astral yang kasar, dan ini akan menahan dirinya pada dataran terendah dari Kâmaloka hingga cangkang ini terurai hingga derajat tertentu di mana seseorang tetap terpenjara dalam bagian dunia astral yang itu, dan mengalami penderitaan dalam wilayah lokal yang tidak menyenangkan. Jika cangkang terluar ini telah cukup terurai (terkikis), orang meningkat ke tingkatan berikutnya dalam dunia astral, atau mungkin lebih tepat dikatakan bahwa ia mampu berhubungan dengan getaran-getaran pada dataran astral berikutnya, hingga ia seolah-olah berada di wilayah lain. Di sana ia tinggal sampai cangkang dataran ke-6 terkikis dan membiarkan ia masuk ke dataran ke-5. Ia tinggal di tiap dataran menurut kekuatan bagian yang sifat-sifatnya yang terwakili dalam tubuh astral oleh jumlah materi yang sama dengan dataran yang bersangkutan. Makin banyak jumlahnya dan makin kasar unsurnya, makin lama ia tinggal di dataran kâmaloka bawah; makin banyak elemen-elemen tersebut yang dapat dihilangkan, makin singkat ia meninggalkan dataran itu. 

Bahan paling kasar pun tidak dapat dilenyapkan semuanya karena diperlukan proses yang panjang dan sulit untuk melenyapkan secara total. Kesadaran dalam kehidupan dunia mungkin saja dijauhkan dari nafsu-nafsu rendah sehingga materi yang dipakai untuk ekspresi akan berhenti berfungsi aktif sebagai kendaraan kesadaran, menjadi kerdil. Dalam kasus ini, meskipun orang itu tertahan untuk sementara waktu di dataran-dataran bawah, ia akan tidur dengan damai selama itu, tidak merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kesadarannya, karena berhenti mencari ekspresi melalui materi semacam itu, tidak akan muncul ke luar hingga tidak dapat menyentuh benda-benda yang tersusun darinya dalam dunia astral.

Perjalanan melalui Kâmaloka dari seseorang yang dimurnikan tubuh astralnya dengan cara demikian, di mana ia hanya mempertahankan elemen yang termurni dan terhalus dari tiap dataran, sangat cepat. Ada semacam titik kritis antara tiap dua tingkatan bahan; es dapat ditingkatkan ke suatu titik di mana dengan sedikit panas saja ia sudah dapat berubah menjadi cairan; air dapat ditingkatkan ke suatu titik di mana ia siap berubah menjadi uap. Demikian pula, tiap tingkatan bahan dari benda astral dapat ditingkatkan ke suatu titik kemurnian yang dengan penambahan kemurnian sedikit saja, akan mengubahnya ke tingkatan berikutnya. Jika ini dilakukan pada tiap tingkatan bahan dalam tubuh astral, ia telah dimurnikan ke derajat kemurnian tertinggi yang mungkin, maka perjalanannya melalui Kâmaloka menjadi luar biasa cepat, dan orang itu melesat melaluinya ke wilayah yang lebih tinggi.

Masalah lain yang berkaitan dengan pemurnian tubuh astral, baik melalui proses fisik maupun mental, adalah efek dari pemurnian itu terhadap tubuh astral baru yang terbentuk untuk digunakan pada inkarnasi mendatang. Ketika orang keluar dari Kâmaloka dan masuk ke dalam Devachan, ia tidak dapat membawa serta bentuk-bentuk pikiran yang buruk. Benda astral tidak dapat masuk ke dataran Devachan, dan benda-benda Devachan tidak dapat bereaksi terhadap getaran kasar dari nafsu-nafsu buruk. Akibatnya, semua yang dibawa orang itu pada akhirnya keluar dari tubuh astral, berubah menjadi bibit laten atau tendensi, yang bila menemukan sarana, akan menjelma menjadi nafsu jahat dalam dunia astral. Tetapi ini tidak dibawanya serta, dan tetap merupakan bibit laten selama kehidupan di dataran Devachan. Ketika ia kembali [dilahirkan kembali], semua itu dibawanya serta dan dilemparkannya keluar; mereka menarik ke arah mereka dari dunia astral dengan semacam magnet bahan-bahan yang sesuai bagi manifestasi mereka, dan mengambil pakaian dari bahan astral yang sesuai dengan sifat mereka sendiri, hingga membentuk bagian dari tubuh astral bagi inkarnasi mendatang. 

Jadi kita tidak hanya hidup dalam suatu tubuh astral untuk sekarang, tetapi kita juga merancang jenis tubuh astral yang akan kita pakai dalam kehidupan mendatang. Ini merupakan salah satu alasan mengapa kita perlu memurnikan tubuh astral kita semaksimal mungkin dengan menggunakan pengetahuan yang kita miliki sekarang. Karena semua kehidupan kita terkait satu sama lain, tiada satu kehidupan pun yang terlepas dengan masa lampau dan masa mendatang. Sesungguhnya, kita hanya punya satu kehidupan yang di dalamnya apa yang kita sebut hidup itu hanya beberapa hari. Kita tak pernah memulai hidup baru sebagai lembaran bersih untuk menulis cerita yang benar-benar baru; kita hanya memulai bab baru untuk mengembangkan bab-bab sebelumnya. 

Kita tak dapat melepaskan diri dari akibat karma dari kehidupan masa lalu setelah melampaui kematian, sebagaimana kita tak dapat lolos dari kewajiban membayar utang dengan cara tidur semalaman. Kalau kita mempunyai utang hari ini, kita tak dapat bebas darinya besok pagi; tagihan akan datang sampai utang itu dilunasi. Hidup manusia itu bersinambung, tidak terputus; kehidupan-kehidupan dunia itu terkait dan tidak terpisah. Proses-proses pemurnian dan perkembangan pun bersinambung, dan terus berlangsung melalui banyak kehidupan dunia. Suatu saat kita masing-masing harus mulai bekerja; suatu saat kita masing-masing harus mengalami penderitaan dengan sifat-sifat rendah, menderita dari sifat kebinatangan, menderita karena tirani indera. 

Kemudian orang tidak lagi tahan menderita, ia akan memutuskan bahwa ikatan penderitaan itu harus diputuskan. Mengapa kita harus memperpanjang ikatan penderitaan itu jika kita mampu memutuskannya setiap saat? Tiada tangan yang membelenggu kita kecuali tangan kita sendiri, dan hanya tangan kita sendirilah yang dapat membebaskannya. Kita mempunyai hak untuk memilih, kebebasan kita untuk berkehendak, dan karena suatu hari kita harus berdiri bersama di dataran yang lebih tinggi, mengapa kita tidak memulai untuk memutuskan ikatan itu sekarang? Awal dari lepasnya ikatan, kemenangan kebebasan, adalah ketika orang memutuskan bahwa untuk menjadi sifat rendah hamba dari sifat yang lebih tinggi, dan di dataran kesadaran fisik ini ia mulai membangun tubuh yang lebih tinggi, dan berupaya menemukan kemungkinan-kemungkinan yang lebih tinggi yang merupakan haknya.

Sumber: tasawuf

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

0 Responses to “Fenomena Berkaitan Dengan Tubuh Astral”

Posting Komentar

All Rights Reserved Wienjourney | Blogger Template by Bloggermint